
Selamat Tahun Baru!
Hari ini, 1 Januari 2019, adalah hari yang baik untuk menulis blog. Haha, setelah blog ini lumayan berdebu karena rupanya saya tidak cukup konsisten untuk menuliskan buah pemikiran saya tentang hidup ini. Saya berjanji kepada diri saya sendiri bahwa saya harus lebih banyak menulis ketimbang bermain sosial media (baca: Instagram). Saya harus menjadikan kebiasaan menulis sebagai sebuah candu.
Oke, namanya juga tahun baru, semua orang berlomba-lomba membuat resolusi atau melakukan proklamasi kepada dunia dengan judul "New Year, New Me!" Semenjak lagu Ariana Grande yang berjudul "thank u, next" melejit dan menjadi lagu nasional di semua live music di Jakarta, maka judul lagu "thank u, next" menjadi salah satu pelengkap di setiap postingan di sosial media. Apakah benar demikian?
Berbicara soal resolusi, semua dimulai dengan sebuah premis bahwa ada kesempatan baru yang hadir di depan mata. Kesempatan itu kali ini dalam bentuk tahun yang berganti, dari tahun 2018 ke tahun 2019. Kalau dipikir-pikir ya, kesempatan itu sebenarnya bisa datang setiap hari. Resolusi pun bisa dibuat tanpa menunggu tahun yang baru, lantas kenapa kita sebegitu inginnya punya resolusi di penghujung tahun? Ngomong-ngomong, apa kabar ya resolusi tahun sebelumnya? Haha.
Sama seperti resolusi saya di tahun 2018 yaitu mencoba untuk sering-sering menulis blog. Nyatanya sih gagal juga. Kenapa? Karena tidak konsisten dan komitmen saya ternyata timbul dan tenggelam, belum lagi pakai acara justifikasi bahwa saya ini sibuk, padahal sih sebenarnya memang malas saja untuk duduk diam dan menulis. Haha. Ampun!
Menjadi orang yang lebih baik sesungguhnya tidak menunggu momentum tahun baru. Kita bisa melakukannya saat ini juga, detik ini juga. Mengapa harus menunggu satu tahun untuk bisa menjadi lebih baik? Kuncinya bukan di pergantian tahun tetapi konsistensi dan komitmen.
Segala tingkah laku dan kebiasaan baik yang dilakukan sedikit demi sedikit pasti akan membuahkan hasil, tidak perlu menunggu akhir tahun sebenarnya untuk menunggu hasil akhirnya. Siapa tahu, resolusi yang dijalankan secara konsisten dan perlahan akan berbuah di akhir bulan. Tidak perlu menunggu tahun depan pula untuk membuat resolusi baru, resolusi yang membuat kita menjadi orang yang lebih baik.
Adalah hal yang baik untuk punya resolusi dan alangkah luar biasa dan teramat baiknya jika resolusi itu bisa bertahan tidak hanya sampai akhir tahun tetapi menjadi kebiasaan. Repeat order, istilahnya. Saya merasa bahwa tahun 2019 ini saya harus belajar konsisten dan tidak hanya congsisten (konsisten jadi cong, maksudnya, LOL!).
Setiap kebiasaan baik diawali dengan komitmen yang juga dilakukan dengan persisten.
Sekali lagi, selamat tahun baru!
Lewi Aga Basoeki